Minggu, 20 Juni 2010

si gadis kecil

Sigadis kecil menghayunkan langkahnya menyusuri jalan yang ramai penuh riuh.Begitulah suasana kota itu pada setiap pagi.Betapa hibanya hatiku melihatnya, walaupun tanpa sesuap nasi yang masuk kedalam perut namun perjuangan untuk menggapai cita-cita telah memupuk semangatnya agar tetap maju kehadapan pantang menyerah pada takdir.Dihujung sana berdiri sebuah bangunan sekolah yang sudah tampak kusam warna cat nya.Bertabur para pelajarnya masing-masing meluru masuk kedalam kelas kerana lonceng tlah berbunyi.Begitu juga si gadis kecil, sambil mempercepat langkah iapun menujukan arah masuk kedalam ruang belajar.Dan disaat proses pembelajaran berjalan, khusyuk kulihat ia mengikuti apa yang sang guru berikan.

Ilmu itu laksana pelita yang menerangi seorang insan dalam mengarungi bahtera kehidupan.Bekal dalam jejak kembara dialam yang fana dan penolong dikala derita datang menjelma.Keadaan lapar yang dirasakan si gadis kecil tidak menjadi penghalang baginya dalam menimba ilmu.Ketabahan yang dimilikinya itu pasti akan memperolehi balasan yang lebih baik dari sang Illahi.

Betapa terharunya saat itu...disaat kerumunan siswa siswi berkumpul dilapangan sekolah menanti pengumuman oleh kepala sekolah siapakah yang terpilih menjadi siswa terbaik tahun itu seolah-olah bagaikan tak disangka,nama sigadis kecil yang sering berlapar ketika mengikuti proses pembelajaran disekolah terlafaz dari kedua bibir sang kepala sekolah.Semua mata terpaku melihat kearahnya.Maka sorak sarai pun berkumandang sambil mengiringi langkah sigadis kecil berjalan menuju naik keatas pentas tempat sang kepala sekolah berdiri. Nampak raut wajahnya seolah-olah tak percaya tentang apa yang baru saja didengarnya. Rupanya kini ia bergelar juara.

Sabtu, 19 Juni 2010

AIR MATA KEINSYAFAN

Hidup laksana kembara,melangkah mengarungi bahtera kehidupan yang pastinya penuh dengan berbagai cobaan.Terkadang mata terpesona oleh pancaroba dan akhirnya penyesalan tiada lagi berguna.Jika ditanya semua insan pastinya menginginkan hidup bahagia,tiada seorangpun yang ingin kecewa dan menderita.Tetapi ketahuilah sesungguhnya segala sesuatu telah dirancang oleh-Nya untuk kita semua dan ketahuilah hanya Dia-lah yang sebaik-baik perancang.

Dalam menyusur lika-liku suratan kehidupan,baik disengaja ataupun tidak, kita tidak terlepas dengan melakukan dosa.Apapun bentuknya,sesungguhnya dosa itu laksana kuman penyakit yang kalau tidak dengan segera dibasmi maka lambat laun ia dapat menyengsarakan diri.Dan akan membawa kearah kebinasaan yang hina.

Alangkah mulianya seorang hamba yang bergelimang dosa,disaat ia menyedari segala kesilapan yang membelenggunya maka berlinanglah air mata keinsyafan yang menjadikannya sebenar-benar taubat nasuha dan tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya.Sesungguhnya deraian air mata yang mengalir jatuh membasahi pipi jika ianya dikeranakan mengenang kebesaran Allah,mensyukuri nikmat yang di karuniakan-Nya,mengharapkan dibukakan pintu keampunan-Nya yang begitu luas, maka lembutlah hati yang selama ini keras, sucilah hati yang selama ini ternodai, hiduplah hati yang selama ini mati dan teranglah ia kerana telah mendapat cahaya yang dapat menuntun kejalan yang diridhoi Allah.